Minggu, 13 Mei 2012

Surat Imajiner buat Sang Murabbi


Masih kuingat tiada kulupa / kau ucapkan janji tuk setia / untuk hidup bersama / seia dan sekata // Kurasakan segalanya indah / dalam menjalin kasih mesra / betapa bahagia / bagai tiada akhirnya // ….

Andai rentetan lirik itu bisa berpahala sepadan dengan ayat-ayat Yasin atau kalimat-kalimat tayyibah lainnya, niscaya kudendangkan dengan suara lirih mendayu di pipih nisan pusaramu. Sebab syair-syair indah itulah yang selalu engkau nyanyikan di hari-hari dan jam-jam penghujung akhir hayat, dengan tebar senyum yang senantiasa kau kembangkan, meski nyatanya hanya menipu untuk mengobati kegalauan kami atas sakit yang ajunan derita.

Share