Kiai Fawaid, Kolektor Terlengkap Lagu Rhoma Irama
Di sela kesibukannya sebagai pengasuh pesantren, KHR Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin ternyata punya hobi yang cukup langka. Kiai dengan ribuan santri itu masih menyempatkan diri mengoleksi lagu-lagu karya Rhoma Irama. Saking banyaknya lagu yang dikoleksi, sampai-sampai Bang Haji (panggilan akrab Rhoma Irama) menyebut Kiai Fawaid sebagai kolektor lagu-lagunya terlengkap se-dunia.
Hubungan Bang Haji dengan Kiai Fawaid memang sangat dekat. Kalau kebetulan tengah ada acara di wilayah tapal kuda, Bang Haji selalu menyempatkan diri bersilaturahmi ke kediaman Kiai Fawaid di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.
Bahkan tak jarang, Kiai Fawaid malah ikut mendampingi perjalanan Rhoma Irama selama berada di daerah tapal kuda. Kedekatan Bang Haji dengan Kiai Fawaid bukan semata-mata karena putra (alm) KHR As’ad Syamsul Arifin itu begitu menyukai lagu-lagu ciptaan saang maestro dangdut tersebut. Lebih dari itu, Kiai Fawaid sering menjadi teman Rhoma dalam berdiskusi. Mulai masalah agama, sosial kemasyarakatan, politik, hingga musik sekalipun.
Meski demikian, harus diakui dalam setiap karya Rhoma Irama, Kiai Fawaid cukup mendapat perlakuan istimewa. Jika ada lagu-lagu terbaru Soneta Group (group dangdut Rhoma Irama), suami Nyai Hj Djuwairiyah itu selalu diberi duluan sebelum lagu itu beredar di pasaran. Biasanya, lagu itu oleh Kiai Fawaid di putar di stasiun radionya yang berada di Jalan Anggrek, Situbondo.
Lagu berjudul Syahdu yang digubah ke bahasa India, misalnya. Hingga saat ini, lagu hits dangdut itu belum beredar di pasaran. Namun pada Januari lalu, secara khusus Rhoma Irama sudah memberikannya secara gratis kepada Kiai Fawaid. “Wah, berarti saya orang yang pertama kali punya lagu ini,” ucap Kiai Fawaid kala itu.
Rhoma Irama hanya manggut-manggut sambil tersenyum. Lagu Syahdu yang digubah ke dalam bahasa India itu tentunya semakin menambah koleksi lagu Rhoma Irama yang dimiliki Kiai Fawaid. Bayangkan saja, Abah Nengsari ini mulai mengoleksi lagu Rhoma Irama sejak tahun 60-an. Mulai lagu Rhoma masih disalin dalam bentuk piringan hitam hingga kini yang berbentuk compact disc (CD)
Padahal, Rhoma Irama kebanyakan dikenal orang ketika sudah mendirikan Soneta Group. “Saat itu (tahun 60-an) Bang Haji masih merupakan penyanyi pop. Soneta kan baru dibentuk pada 1973. Saat Bang Haji baru masuk rekaman pun saya punya,” terang Kiai Fawaid.
Bahkan menurut Masykuri Ismail, Sekretaris DPC PPP Situbondo, Kiai Fawaid memiliki lagu Rhoma Irama yang Rhoma sendiri tidak ingat lagi pernah menyanyikannya. “Kiai (Fawaid) pernah membuat kejutan menyuruh saya menyanyikan lagu itu. Namun ternyata Rhoma tak pernah ingat kalau menyanyikan lagu itu,” terang orang dekat Kiai Fawaid itu.
Meski koleksi lagu Rhoma Irama sudah lengkap, kata Masykuri, Kiai Fawaid juga masih seringkali merekam penampilan Rhoma Irama saat live show di televisi. “Saat (kebiasaan merekam di televisi) itu diutarakan, Rhoma tidak marah. Katanya dia (Rhoma Irama) tidak berani memarahi apalagi (merekam di televisi bukan untuk kepentingan dibajak atau diperjualbelikan,” kisah Masykuri.
Kelengkapan koleksi lagu yang dimiliki Kiai Fawaid ini cukup membuat Rhoma Irama angkat topi terhadap Kiai Fawaid. Sebab itulah, saat akan meluncurkan website www.rajadangdut.com pada awal 2007 silam, Rhoma Irama memilih menghubungi Pengasuh Pesantren Salafiyah, Syafi’iyah Sukorejo tersebut.
Kala itu, Rhoma menyampaikan maksudnya untuk mendokumentasikan seluruh lagu yang dia ciptakan dan nyanyikan. Selain untuk kepentingan museum, lagu-lagu tersebut juga akan ditampilkan di website sang legenda musik dangdut itu. “Kebetulan saya merupakan salah satu kolektor lagu-lagunya,” ungkap Kiai Fawaid.
Dia mengakui, cukup banyak kolektor lagu Rhoma Irama. Termasuk di antaranya adalah dua orang berkebangsaan Amerika dan Jepang. Keduanya adalah William Ferederrick dan Nakata. “Namun koleksi yang dimiliki keduanya tidak selengkap saya. Mereka (William Ferederrick dan Nakata) baru mengoleksi lagu Rhoma Irama sejak pertengahan 70-an, sedangkan saya sejak tahun 60-an,” kata Kiai Fawaid yang kini memegang kendali di DPC PPP Situbondo itu.
Permintaan Rhoma Irama itu disanggupi Kiai Fawaid. Nah, inilah asal muasal kenapa pada peringatan 1 Muharam 1429 (10/02) lalu, Rhoma Irama bersedia memberikan salah satu gitar kesayangannya yang berbentuk ’SR’ kepada Kiai Fawaid untuk kemudian digunakan Group Hadrah Revolusioner Al Badar milik Pesantren Sukorejo. “Saya perintahkan khaddam (pembantu) saya untuk mendata, mengetik, mentranskip dan menyeleksi hingga mengklasifikasi lagu-lagu Rhoma,” terangnya.
Pada akhir 2007, apa yang menjadi permintaan Bang Haji itu sudah mampu diselesaikan oleh Kiai Fawaid. Dia pun menyerahkan kepada musisi yang ciptaan lagu-lagunya sudah hampir seribu lagu itu. Namun, kakak kandung KHR Kholil As’ad ini tak mau menyerahkan naskah maupun file-file itu gratisan. “Artinya harus ada maharnya,” imbuh Kiai Fawaid.
Bang Haji sempat menawari beberapa alat musik kepadanya. Namun, dia justru minta alat musik yang tidak pernah ditawarkan Rhoma. Yakni sebuah gitar unik Rhoma Irama berbetuk SR. Di dunia hanya gitar itulah satu-satunya yang berbentuk demikian. Sebab, alat musik petik itu merupakan pesanan khusus. “Tanpa dinyana-nyana Bang Haji ternyata merelakan gitar itu untuk dipakai Al Badar,” kata Kiai yang memimpin Pesantren Sukorejo sejak 1990 itu.
Apa yang membuat Kiai Fawaid begitu gandrung dengan lagu-lagu Rhoma Irama? Dia mengakui selera kepada musik tertentu adalah hal yang sangat subjektif bagi diri seseorang. Namun demikian, lanjut Kiai Fawaid, lagu Rhoma Irama memang benar-benar berbeda dengan lagu-lagu dangdut ataupun jenis musik lainnya. Sebab, lagu Rhoma Irama tidak hanya enak didengar.
“Lirik lagu Rhoma Irama begitu Islami, nasionalis, demokratis, dan sangat merakyat. Tema-tema lagunya sangat beragam. Ada asmara, kritik sosial, nasihat yang diselingi komedi dan kebanyakan adalah lagu-lagu dakwah,” ungkapnya
0 komentar:
Posting Komentar