Selasa, 04 September 2012

Detik-Detik Wafatnya Rasulullah


Ketika Rasullullah berbaring dalam sakitnya, masuklah malaikat Jibril as menemui Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seraya berkata: ”Ya Rasulullah, Malaikat Maut sudah berada di depan pintu, dia meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.”
Maka Beliau berkata kepadanya: ”Izinkanlah untuknya wahai Jibril”. Kemudian Malaikat Maut yaitu Izrail, masuk menghadap Baginda Nabi, seraya berkata: ”Assalamu’alaika wahai Rasulullah”.

Rabu, 01 Agustus 2012

Tegas, Displin & Bertanggung Jawab


"sebuah kenangan dan  renungan" 
Saat itu tanggal 28 Oktober 2008, hari sumpah pemuda. Pada jam menunjukkan pukul 13:00, lalu terdengar "Diumumkan kepada semua santri, atas intruksi pengasuh sekarang juga diharap berkumpul di Aula Putra". Dengan penuh kepatuhan para santri berbondong-bondong menuju aula, dan dengan sekejap auditorium berkapasitas empat ribu orang itu dipenuhi oleh para santri. Di kursi depan, seorang kyai telah duduk dengan penuh kewibawaan. Pandangannya tertuju pada para santrinya yang telah duduk dengan rapi dan siap mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh kyainya.

Jumat, 27 Juli 2012

Kisah di Balik Penyerahan Gitar Rhoma kepada Kiai Fawaid


 Sumber: salafiyah.or.id, 12-07-2008 

* Gitar Bertuah dan Segebok Naskah * 

Oleh: Abdurrasyid C. Ridlo 

Gemuruh tepuk tangan ribuan penonton yang menjubeli halaman kampus IAI Ibrahimy, Kamis siang, di ujung Januari kemarin, benar-benar menyihir suasana menjadi gempita. Teriakan dan siutan beruntun pun menggelayuti mendung yang sepertinya muncul hanya khusus menaungi jamaah Peringatan 1 Muharram 1429. 

Selasa, 19 Juni 2012

Wasiat Kyai As'ad


Ikhlas

“Santri saya --sebenarnya umum-- anak siapa saja, berada di mana saja dan dalam kondisi apa saja, pasti selamat dan jaya; asalkan dia jujur, giat, dan ikhlas,” begitulah salah satu wasiat KHR. As’ad Syamsul Arifin buat para santri Sukorejo.
Dengan demikian, menurut Kiai As’ad, ikhlas termasuk kunci sukses seseorang. Kharisma seseorang bisa pula merupakan pancaran dari sikap tawadlu dan ikhlasnya. Tawadlu dan Ikhlas, memang sulit dipisah-pisahkan. Implikasi dari sikap ikhlas ini, akan menimbulkan sikap tawadlu, sebuah sikap rendah hati. Ikhlas memang amat penting, terutama dalam kajian-kajian ilmu tasawuf. Ikhlas merupakan suatu maqam yang harus dilalui oleh seorang salik dalam perjalanannya menuju Allah. Bahkan ikhlas ini adalah maqam yang paling dekat untuk mencapai ma’rifat kepada Allah.

Minggu, 13 Mei 2012

Surat Imajiner buat Sang Murabbi


Masih kuingat tiada kulupa / kau ucapkan janji tuk setia / untuk hidup bersama / seia dan sekata // Kurasakan segalanya indah / dalam menjalin kasih mesra / betapa bahagia / bagai tiada akhirnya // ….

Andai rentetan lirik itu bisa berpahala sepadan dengan ayat-ayat Yasin atau kalimat-kalimat tayyibah lainnya, niscaya kudendangkan dengan suara lirih mendayu di pipih nisan pusaramu. Sebab syair-syair indah itulah yang selalu engkau nyanyikan di hari-hari dan jam-jam penghujung akhir hayat, dengan tebar senyum yang senantiasa kau kembangkan, meski nyatanya hanya menipu untuk mengobati kegalauan kami atas sakit yang ajunan derita.

Minggu, 01 April 2012

Sebuah Teladan dalam Derita

Oleh: L. Ahmad Azaim Ibrahimy =

 

Sebuah kisah teladan pernah dituturkan sahabat Anas ra. tentang Baginda Nabi saw. dalam menyikapi duka penderitaan. Bahkan ia menjadi saksi langsung atas peristiwa mengharukan itu.
Betapa sedih hati Nabi saw., manakala didekatkan tubuh putranya tercinta, Ibrahim ra., ke dalam pelukan. Saat itu nafas si kecil terdengar tak beraturan, menggigil karena demam yang sangat. Lalu didekapnya tubuh mungil tadi perlahan, penuh kasih sayang, sedang ia berjuang dalam menghadapai sakaratul maut. Demi melihat pemandangan yang teramat mengharukan itu, berderailah air mata bening Baginda, basahi wajahnya yang mulia, shollallohu 'alaihi wa sallam.
"Inna lillah wa inna ilaihi roji'un, mata teteskan airnya, dan hati rasakan kepiluannya. Kami tak berkata kecuali sesuatu yang menjadi ridlo Tuhan, dan untuk kepergianmu, hai Ibrahim, kami sangatlah merasakan kesedihan!" sabda Baginda terdengar begitu tabah menghadapi kematian putranya tercinta.
***

Penceramah I Muharram Cerita Kedekatan Batin Gusdur dengan Kiai Fawaid

Perayaan 1 Muharram 1433 H dilaksanakan pada Hari Sabtu kemarin (26/11). Santri putra mengikuti perayaan 1 Muharram di Aula Putra pada sabtu pagi. Sebelumnya, yakni pada Malam Sabtu, seluruh santri

Jumat, 30 Maret 2012

Rahasia di Balik Perintah Shalat Dhuha


Allah SWT dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu dhuha. Dalam pembukaan surat Assyams, Allah berfirman,

''Demi matahari dan demi waktu dhuha.''

Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.

Pada pembukaannya, Allah berfirman,

''Demi waktu dhuha.''

Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, Mencetak Waliyullah


"Terus terang saya tidak menginginkan santri yang hanya doktorandus. Tapi, saya menghendaki santri yang pandai membaca Fathul Wahab. Saya bercita-cita agar santri saya bisa mempunyai pangkat yang sama dengan santri Sunan Ampel."

Itulah salah satu nasihat almarhum KH As'ad Syamsul Arifin, pengasuh ponpes Salafiyah Syafi'iyah, kepada para santrinya seperti tertulis dalam bukunya 'Percik-percik Pemikiran Kiai Salaf'.

Melalui ponpes Salafiyah Syafi'iyah yang terletak di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Almarhum Kiai As'ad benar-benar berkeinginan kuat menelurkan alumni yang menjadi waliyullah. "Meski hanya sepuluh orang. Daripada ratusan alumni yang kemudian menjadi koruptor atau tukang pungli."

Kamis, 29 Maret 2012

Sisi Lain Alm. KHR. Ach. Fawaid As'sd


Kiai Fawaid, Kolektor Terlengkap Lagu Rhoma Irama

Di sela kesibukannya sebagai pengasuh pesantren, KHR Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin ternyata punya hobi yang cukup langka. Kiai dengan ribuan santri itu masih menyempatkan diri mengoleksi lagu-lagu karya Rhoma Irama. Saking banyaknya lagu yang dikoleksi, sampai-sampai Bang Haji (panggilan akrab Rhoma Irama) menyebut Kiai Fawaid sebagai kolektor lagu-lagunya terlengkap se-dunia.
Hubungan Bang Haji dengan Kiai Fawaid memang sangat dekat. Kalau kebetulan tengah ada acara di wilayah tapal kuda, Bang Haji selalu menyempatkan diri bersilaturahmi ke kediaman Kiai Fawaid di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.

Bahkan tak jarang, Kiai Fawaid malah ikut mendampingi perjalanan Rhoma Irama selama berada di daerah tapal kuda. Kedekatan Bang Haji dengan Kiai Fawaid bukan semata-mata karena putra (alm) KHR As’ad Syamsul Arifin itu begitu menyukai lagu-lagu ciptaan saang maestro dangdut tersebut. Lebih dari itu, Kiai Fawaid sering menjadi teman Rhoma dalam berdiskusi. Mulai masalah agama, sosial kemasyarakatan, politik, hingga musik sekalipun.


Fenomena Ghaib Kyai As'ad Syamsul Arifin




Dikiisahkan pula, ketika Nahdhatul Ulama mengadakan hajatan di Sukorejo, yaitu Munas Alim Ulama 1983 dan Muktamar NU 1984, bantuan logistik mengalir, bahkan melimpah, dari masyarakat, khususnya warga NU. Tujuh hari sebelum acara, tercatat telah terkumpul 20 ekor sapi, 50 ekor kambing, 200 ekor ayam kampung, 15 ton beras, dan lima truk gula, telur, sayur, dan buah-buahan. Semuanya berdatangan di Sukorejo.


Selasa, 06 Maret 2012

Menangis Ketika Berwudhu


 Abdurrahman bin Hafsh al Qurasyi, dia menuturkan, biasanya apabila Ali bin Husain berwudhu, wajahnya memucat dan kemudian menangis. Hal itu menyebabkan keluarganya bertanya, “Mengapa hal itu selalu terjadi padamu ketika berwudhu?”

Ia pun menjawab, “Tahukah kalian di hadapan siapakah aku hendak berdiri..?”

Kamis, 01 Maret 2012

Kiai Fawaid Minta Alumni Nulis Sejarah Pesantren

Memaknai Hijrah dan Rasa Tanggung Jawab

BUTIR-BUTIR PESAN dan HARAPAN KIAI FAWAID KEPADA PARA ALUMNI

Kepimimpinan Tanpa Ambisi

Istiqomah dalam Ber-Aswaja

Tatakrama Orang Alim

Alumni dan Pengurus Pesantren Harus Bekerjasama

Menjaga Sikap Wara’ dan Zuhud

Kunci Sukses Menjadi Kiai


Makna Idul Qurban bagi Santri

Tuhan Melihat Hatimu


Pada suatu hari, Hasan Al-Basri pergi mengunjungi Habib Ajmi, seorang sufi besar lain. Pada waktu salatnya, Hasan mendengar Ajmi banyak melafalkan bacaan salatnya dengan keliru. Oleh karena itu, Hasan memutuskan untuk tidak salat berjamaah dengannya. Ia menganggap kurang pantaslah bagi dirinya untuk salat bersama orang yang tak boleh mengucapkan bacaan salat dengan benar.

Share